Kepada lelakiku, Kusajakkan kau kali ini dalam kata yang tak begitu indah;
Di barisan rindu yang tak lagi terurai;
sebab di ketika itu, Kau akan meminang jiwa kekasihmu; sementara nyanyian jiwaku meredup di kawanan riang yang sepi malam ini.
Tak ada seorang pun perempuan yang pernah dan menginginkan dirinya hidup dalam sepi yang menggigit. Kala malam memeluk, sungguh pelukanmulah yang diharapkannya. Kala dingin menyapa, sungguh selimut ragamulah yang diinginkannya. Kala matanya menderaskan hujan yang perih, sungguh, tissue telapakmulah yang ingin menyapunya. Kala bibirnya menggulirkan riang yang riuh, sungguh, hanya bibirmulah yang diinginkan mendiamkannya. Lalu, kau di mana lelaki yang bersedia mempersuntingnya? Semisal perempuanmu tersesat di gurun sepi yang memilukan, maukah kau menjadi oase baginya? Semisal perempuanmu terjatuh ke lubang jurang yang dalam, maukah kau menjadi tangga yang menjulurkannya ke atas? Semisal perempuanmu terdampar di tepian samudra yang garang, maukah kau menjadi nelayan yang meminggirkannya ke hatimu? Sungguh, perempuan itu hanya ingin kau cintai, lelaki, bukan menjadi pemuas nafsumu yang kau telantarkan di piring kotormu. Sungguh, perempuan itu hanya ingin mengecap manisnya madu kasihmu, bukan menjadi leliar empedu di selangkanganmu. Perempuan itu, hanya ingin kau mengerti saja. Kamu tahukan syair lagu Doni Ada Band? Yah, perempuan itu hanya minta itu. Tak lebih.