Balada Siasia: Pendekar Cinta


matahari hilang. rembulan menyia-sia. malu. malam apa ini?
lalu, gerimis menyanyikan luka malam yang ruah


tujuh purnama. menebas. musuh hilang nyawa. tujuh purnama. ia mencari lirih sayup cinta 
ah, kaukah yang tersenggol rindu menukik?


Penantian pendekar pedang naga, sebuah pertarungan ujung nyawa
bertemu musuh di seberang sana, kedua pedang pecah cahaya


darah bagai anggur mengair dari gunung batu
tebasan saling beradu, membahana sampai ke langit


pendekar pedang naga, meloncat seperti srigala
menebas lawan punya kepala, jatuh tubuhnya, tak bernyawa
melebur darah dan nanah


seribu kelelawar melintas
sunyi merekah di bilik kesubana
ini nyawa punya siapa. bunga sakura. mana ziyi-ku. mana kasih-ku. bulan tembaga muncul dari balik cemara.


sang pedang naga bertanya pada angin,
pada riak telaga, pada awan
kau di mana kekasihku?
tiada jawab tiada tanda,
sirna tanpa bekas apalagi jejak. terlalu
lebur menyatu dengan tanah basah


........
........

0 komentar:

Posting Komentar